Jumat, 30 Mei 2014

Senin, 05 Mei 2014

PAHAM JABARIYAH DAN QADARIYAH





A.    Paham Jabariyah
1. Pengertian Jabariyah
Kata Jabariyah berasal dari kata jabbara yang mengandung arti memaksa. Sedangkan menurut Al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba dan secara hakikat menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT. (Supiana, 2003: 178)
Dalam istilah inggris paham Jabariyah disebut fatalism/predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di tentukan sejak semula oleh qada’ dan qadar Tuhan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa paham Jabariyah itu adalah manusia dianggap tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, tetapi terikat pada kehendak mutlak Tuhan.

2. Sejarah Munculnya Paham Jabariyah
Paham Jabariyah timbul berawal dari daerah Jazirah Arab yang kehidupannya selalu berhadapan dengan suasana padang pasir yang gersang dan tandus, hingga masyarakatnya merasa tidak mampu mengubah alam untuk di sesuaikan dengan hendak mereka. Mereka merasa lemah dan tak kuasa, menyerah kepada keadaan yang apa adanya. Kecondongan kepada hidup yang selaliu pasrah membawa mereka kepada paham fatalistis. (Ermin Mahrus dan Moh. Haitami Salim, 2008: 108)

Paham Jabariyah diduga telah ada sejak sebelum Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir yang terjal dan gersang dan panas telah memberi pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka. Dalam dunia seperti ini mereka tidak banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Mereka merasa dirinya lemah dan tidak berkuasa menghadapi kesukaran-kesukaran hidup yang ditimbulkan oleh suasana padang pasir.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka banyak bergantung pada kehendak alam. Hal inilah yang membawa mereka bersikap Fatalistis. Oleh karena itu, ketika paham Qadariyah dibawa ke kalangan mereka oleh orang-orang Islam yang bukan berasal dari padang pasir, hal itu menimbulkan kegoncangan dalam pemikiran mereka dan menganggapnya bertentangan dengan ajaran Islam.

3. Pandangan Umat Islam Terhadap Paham Jabariyah
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia baik yang terpuji ataupun yang tercela pada hakekatnya bukanlah hasil pekerjaanya sendiri, melainkan hanyalah termasuk ciptaan tuhan, yang dilaksankannya melalui tangan manusia. Dengan demikian maka manusia itu tiadalah mempunyai perbuatan, dan tidak pula mempunyai kodrat untuk berbuat. Sebab itu, orang mukmin tidak akan menjadi kafir lantaran dosa-dosa besar yang dilakukannya. (Syalabi, 2003: 297)
Terlepas dari ada atau tidaknya kondisi alam yang demikian, Al-Qur’an sendiri banyak memuat ayat-ayat yang dapat membawa timbulnya paham Jabariyah, seperti terdapat dalam surah Al-Shaffat ayat 96, Al-An’am ayat 112, Al-Anfal ayat 17, dan ayat-ayat lainnya.
Pendapat Jabariyah pun memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Mereka selanjutnya mengembangkan pahamnya sejalan dengan perkembangan masyarakat pada saat itu. Paham ini diperkenalkan pertama kali dikalangan umat Islam oleh Al-Ja’d ibn Dirham yang dilanjutkan oleh Jahm bin Shafwan dan lainnya.
Ada pandangan menarik yang menyatakan bahwa di kalangan mereka sendiri ada pendapat yang mengatakan, tidak semua perbutaan manusia bergantung kepada Tuhan secara mutlak. Pendapat ini dikemukakan oleh Al-Najjar dan Dirar ibn ‘Amr yang dikenal sebagai tokoh Jabariyah moderat. Menurut mereka, Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan itu positif maupun negatif.
Dengan demikian aliran Jabariyah memiliki dasar pijak di dalam Al-Qur’an dan kedudukan yang sejajar dengan paham Qadariyah sebagaimana disebutkan di atas. Manusia dianggap tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, tetapi terikat pada kehendak mutlak Tuhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa manusia dalam paham Jabariyah adalah sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh paham Qadariyah.

B. Paham Qadariyah
1. Pengertian Qadariyah
Qadariyah berakar dari kata qadara yang berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau kemampuan. Sedangkan sebagai aliran dalam kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk satu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. (Supiana, 2003: 176)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa paham Qadariyah adalah manusia itu mempunyai kemampuan untuk bertindak (qudrat) dan mempunyai kemampuan untuk memilih (iradah), karena itu manusialah yang menentukan untuk berbuat kebaikan atau keburukan dan manusia itu sendirilah yang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya itu diakhirat kelak.
Tokoh pemikir pertama kali yang menyatakan paham Qadariyah ini adalah Ma’bad al-Juhani, yang kemudian diikuti oleh Ghailan al-Dimasqi. Sementara itu Ibnu Nabatah sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Amin berpendapat bahwa paham Qadariyah itu pertama kali muncul dari seseorang asal irak yang menganut Kristen dan kemudian masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen lagi. Dari tokoh inilah Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasqi menerima paham Qadariyah.

2. Sejarah Munculnya Paham Qadariyah
Mazhab Qadariyah muncul sekitar tahun 70 H / 689 M. Tokoh utama mazhab Qadariyah adalah Ma’bad Al- Juhani dan Ghailan Dimasyqi, kedua tokoh inilah yang pertama kali menyebut tentang qadar. Ma’bad semasa hidupnya pernah berguru dengan Hasan Basyri bersama dengan Wasil ibn Atha, jadi beliau termaksud Tabi’in atau generasi kedua sesudah nabi, sedangkan Ghailan semula tinggal didamaskus, ayahnya menjadi Maulana Usman bin Affan. Ghailan seorang ahli pidato, sehingga banyak orang yang tertarik dengan pendapatnya.
Kedua tokoh qadariyah di atas mati dibunuh, Ghailan dibunuh pada masa Hisyam ibn Abdul Malik dan Ma’bad di bunuh karena dituduh terlibat dalam pemberontakan bersama dengan Abdurrahman Al-Asy’ats.
Setelah Ma’bad wafat paham ini disebarkan dan dikembangkan oleh Ghailan Dimasyqi, sehingga tersebar luas sampai ke Iran.
Setelah kedua tokoh qadariyah ini wafat dilanjutkan lagi penyebarannya oleh pengikut-pengikutnya dan bersamaan dengan perkembangan paham qadariyah ini timbul pula paham jabariyah yang dicetuskan oleh Jaham ibn Sofwan.
Mengenai kapan paham Qadariyah ini muncul, tidak dapat diketahui secara pasti. Namun, ada sebagian pendapat yang menghubungkan paham ini dengan Khawarij. Pemahaman mereka tentang konsep iman, pengakuan hati, dan amal dapat menimbulkan rasa kesadaran bahwa manusia mampu sepenuhnya memilih dan menentukan tindakannya sendiri, baik dan buruknya.

3. Pandangan Umat Islam Terhadap Paham Qadariyah
Paham Qadariyah telah meletakkan mamnusia pada posisi merdeka dalam menentukan tingkah laku dan kehendaknya (free act dan free will). Jika manusia berbuat baik, hal itu atas kehendak dan kemauannya sendiri serta berdasarkan kemerdekaan dan kebebasan memilih yang ia miliki. Oleh karena itu, jika seseorang diberi pahala yang yang baik berupa surga di akhirat atau diberi siksa di neraka, semua itu atas pilihannya sendiri.
Terlepas dari apakah paham Qadariyah ini dipengaruhi paham luar atau tidak, yang jelas di dalam Al-Qur’an sendiri banyak dijumpai ayat-ayat yang dapat menimbulkan paham Qadariyah seperti dalam surah Al-Ra’d ayat 11, Al-Sajdah ayat 40, dan Al-Kahf ayat 29. Dengan demikian, paham Qadariyah memiliki dasar yang kuat dalam Islam.
Dengan demikian paham Qadariyah memiliki dasar yang kuat dalam Islam, dan tidaklah beralasan jika ada sebagian orang menilai paham ini sesat atau keluar dari Islam.

C. Perbedaan Paham Jabariyah dan Paham Qadariyah
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Jabariyah yang fatalis-predistin (yang dekat kepada Jabari) memandang manusia berada dalam posisi yang sangat lemah. Perbuatan-perbuatan manusia adalah hal-hal yang harus dilakukan dan dilalui oleh manusia tanpa diperlukan mereka memainkan peran. Kalau ada di antara keduanya mengakui lebih mirip lemah atau tanpa pengaruh. Bahkan diakui secara tegas bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan dan ia hanya tempat berlakunya perbuatan dan ciptaan-Nya.
Sedangkan dalam paham Qadariyah ini, keyakinaan penganutnya adalah bahwa perbuatan manusia merupakan ciptaan dan pilihannya sepenuhnya, bukan ciptaan atau pilihan Allah. Hal ini didasarkan pada kemampuan manusia membedakan antara orang yang berbuat baik atau berbuat jelek dengan dengan orang yang baik atu jelek wajahnya. Kita memuji orang yang berbuat baik karena kebaikannya dan mencela yang berbuat jelek karena kejahatannya. Yang demikian tidak berlaku terhadap orang yang baik atau jelek wajahnya sebagaimana pula pada orang yang tinggi atau yang pendek. Terhadap orang yang tinggi atau pendek tidak dapat dikatakan kepadanya “mengapa anda tinggi” atau “mengapa anda pendek”. Terhadap orang yang berbuat lalim atau berdusta dapat dikatakan “mengapa anda berbuat lalim” atau “mengapa anda berdusta”. Kalau sekiranya yang terakhir itu (lalim dan dusta) tidak bergantung pada kita, maka bukanlah kemestian membedakannya dengan yang lain (tinggi atu pendek).yang bergantung pada manusia adalah perbuatannya dan diadakan olehnya.
Dan dapat dismpulkan bahwa perbedaan keduanya itu, Jabariyah memandang manusia tidak merdeka dan mengerjakan perbuatannya dalamkeadaan terpaksa sedangkan qadariyah itu memandang manusia pada posisi merdeka dalam menentukan tingkah laku dan kehendaknya.

1. Dampak Positif dan Negatif Paham Jabariyah dan Paham Qadariyah
Dampak positifnya paham Jabariyah yaitu:
a) Dapat dimanfaatkan sebagai pembenar bagi tidakan-tindakan mereka atas umat Islam.

Dampak negatifnya paham Jabariyah yaitu:
a) Paham Jabariyah, kalau diperangi secar ekstrem, akan menimbulkan hilangnya rasa tanggung jawab manusia atas perbuatannya.
b) Sikap pasif dalam kehidupan di dunia juga akan lahir dari ekstremitas paham Jabariyah. Sikap yang paling tepat adalah menerima apa adanya segal yang terjadi itu.
c) Sikap menyerah, akibatnya ketertinggalan yang serius dalam kehidupan ini di dunia yang menyebabkan fungsi manusia sebagai saksi kebenaran di situ tidak dapat diwujudkan dengan baik. Manusia tidak akan menjadi penguasa atas alam, namun sebaliknya, ia menjadi tergantung pada lingkungannya.
Dampak positifnya paham Qadariyah yaitu:
a) Dimanfaatkan dalam menyadari keterbatasan wilayah akal, lalu menyadarkan diri kepada Allah dalam hal-hal yang diluar wilayahnya itulah manusia bisa membebaskan diri dari kesulitan seperti itu.
Dampak negatifnya paham Qadariyah yaitu:
a) Paham Qadariyah yang diterapkan secara ekstrem akan menimbulkan pula kesulitan-kesulitan yang tak kurang serius. Manusia akan terjerumus dalam kesombongan.
b) Paham Qadariyah juga dapat menyebabkan pemujaan yang keterlaluan kepada akal dan penalaran.
c) Ekstremitas paham Qadariyah adalah hilangnya pegangan manusia manakala jalan yang ditempuh berdasarkan akal mengalami kebuntuan.

2. Pengaruh Paham Jabariyah dan Paham Qadariyah Terhadap Umat Islam
Pengaruh paham jabariyah terhadap umat Islam ini manusia itu tiadalah mempunyai kodrat untuk berbuat. Sebab itu, orang Mukmin tidak akan menjadi kafir lantaran dosa-dosa besar dilakukannya, sebab ia melakukannya semata-mata karena terpaksa. Dia adalah laksana sehelai bulu yang berkatung-katung di udara, bergerak kesanaa sini menurut hembusan angin.
Pengaruh paham Qadariyah terhadap umat islam yaitu aliran Qadariyah ini juga memandang kebebasan manusia terbatas. Kemerdekaan itu terkait dengan imbalan yang merupakan hak manusia. Manusia merdeka memilih untuk berbuat baik atau berbuat sebaliknya (berbuat jelek). Akan tetapi Allah telah menetapkan bahwa berbuat baik itu mendapat balasan baik, keberuntungan, dan pahala. Berbuat jelek ditegaskannya akan mendapat siksaan, kecelakaan,dan kehinaan. Allah memberi kebebasan kepada manusia untuk menempuh jalan hidupnya.
Dari paham Jabariyah dan paham qadariyah ini pengaruhnya terhadap umat islam yaitu paradoks yang ada pada diri manusia, kebebasan dan keterikatan ini, bisa-dan dalam kenyataan sejarah, telah melahirkan dua aliran yang ekstrem tentang perbuatan manusia dalam hubungannya dengan perbuatan Allah. Paham Jabariyah berpendapat, bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk menentukan perbuatan, karena pada dasarnya Allah telah menentukan perbuatan-perbuatannya sejak Azali dan mewujudkannya padanya (manusia) atas kemampuannya sendiri. 
Paham Qadariyah, sebaliknya, berp[endapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatannya. Allah sama sekali tidak menentukannya sebelumnya. Dua paham ini, jika dipegangi secara ekstrem, akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan manusia sendiri.

MAKALAH: Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran pada peserta didik



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot.
Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan masa prenatal?
2.      Seperti apa karakteristik pada masa prenatal?
3.      Apakah arti penting periode prenatal bagi perkembangan?
4.      Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal?
5.      Apa saja tahap-tahap yang terjadi pada kelahiran?
6.      Apakah pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir?

C.    TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah mengenai perkembangan masa prenatal dan kelahiran antara lain sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan masa prenatal
2.      Untuk mengetahui karakteristik pada masa prenatal
3.      Untuk mengetahui arti penting periode prenatal bagi perkembangan
4.      Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal
5.      Untuk mengetahui tahap-tahap pada kelahiran
6.      Untuk mengetahui pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca kelahiran
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Masa Prenatal
1.      Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut akan diuraikan masing-masing pada tahapnya.

a)      Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena  jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi.
Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah. Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang di sebut embrio.
b)      Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)
Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung  serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu unuk menyediakan bahan makanan dan  dua untuk membawa sisa-sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di potong tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c)      Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)
Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9 minggu sampai lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa  secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah  yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg. Pada  saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal.



2.      Karakteristik Masa Prenatal
Meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai enam karakteristik penting, masing-masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:
a) Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
d) Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. 
e) Periode prenatal merupakan masa yang  mengandung banyak  bahaya, baik  fisik  maupun psikologis.
f) Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
3.      Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat  kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
a)      Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
b)      Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.

c)      Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar.
d)     Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
a.       Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada 2 bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung, kerusakan pada sistem saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.
b.      Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk  menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk  cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau meninggal. Dalam investigasi lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.
c.       Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Minuman yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal.  Wanita pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan  bayi dengan gejala yang disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.
Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal. Merokok selama kehamilan  dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk.
d.      Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu  atau keduanya benci sama seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.
e.       Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,  maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan darah.
Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi  di asosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
f.       Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan
Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa. Memang sebagian besar prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya. Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. Radiasi sinar-x dengan kekuatan tertentu (sesuai dosis) dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik dan menimbulkan cacat pada bayi yang belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya terutama bagi sel yang membelah dengan cepat.

B.     Perkembangan Masa Kelahiran
Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).


1.      Tahap-Tahap Kelahiran
Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit.
Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

2.      Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir
Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:
a)    Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b)      Pengobatan ibu        
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c)    Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
d)    Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
e)    Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.


f)     Sikap orang tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada  saat ia lahir.

























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Tahap-tahap perkembangan pada masa prenatal dibagi menjadi 3 tahap perkembangan, yaitu tahap germinal, tahap embrio, dan tahap janin. Tahap germinal berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari pembuahan. Tahap embrio dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam 2 pola yaitu, cephalocaudal dan proximodistal. Tahap janin dimulai pada usia 9 minggu sampai lahir. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai 6 karakteristik masa prenatal. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal yakni, kesehatan ibu, gizi ibu, pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu, keadaan dan ketegangan emosi ibu, takhayul dan kenyataan di Indonesia,serta  X-Ray kehamilan. Perkembangan pada masa prenatal juga  memiliki arti penting dalam perkembangan anak seperti penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, penentuan urutan anak.
Pada masa kelahiran terdapat beberapa tahap; tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek. Ada beberapa kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pascalahir yaitu, jenis kelahiran, pengobatan ibu, lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kelahiran, perawatan pasca lahir, dan sikap orang tua.


DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2010.Psikologi Perkembangan.Bandung:Remaja Rosdakarya
http///ciri-ciri-pranatal.html
Mar’at Samsunuwiyati, 2010, “Psikologi Perkembangan”, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Rohman Abid, Diktat Tafsir (Tematik Psikologi),.
Hurlock, Elizabeth B.1980. “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan,”. Jakarta : Erlangga.
http://sugiyanto.students-blog.undip.ac.id/
http://psikologiunity.files.wordpress.com%2F2011%2F12%2Ftahap-pranatal.doc